Kata Pengantar
Puji dan syukur
kami kami ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kami dapat
menyusun konsep ini sesuai dengan tujuan pembuatannya. Konsep ini di dalamnya
berisi egala tentang Tari Lenso.
Untuk kesempurnaan konsep ini, kami
mohonn kepada semua pihak untuk menyampaikan kritik dan saran terhadap
kekurangan atau kesalahan yang ada dalam konsep ini. Atas dukungan dan bantuan
tersebut, kami ucapkan terima kasih.
Semoga konsep
ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
Bab I
a. Tari Lenso:
Menemukan Jodoh ala Muda-Mudi Ambon
Dianugerahi
keindahan alam bawah laut memesona serta daratan yang memamerkan berbagai
eksotisme peninggalan sejarah menjadikan Maluku sebagai salah satu impian
destinasi wisatawan nusantara juga mancanegara. Sebenarnya daya tarik yang
dimiliki daerah ini selain alam juga seni budayanya yang istimewa seistimewa
muda-mudinya yang berparas cantik dan rupawan. Salah satu kesenian Maluku yang
istimewa adalah tari lenso.
Tari lenso sebenarnya tidak hanya
ada di Maluku tetapi juga di Minahasa, Sulawesi Utara. Tari Lenso merupakan tari
pergaulan muda mudi Maluku dan Minahasa. Sebagai tari pergaulan, tari ini
tentunya ditarikan secara berramai-ramai oleh para wanita. Jumlah penarinya
tidak terbatas namun biasanya berjumlah 6 sampai 10 orang.
Sebagai tari pergaulan, Tari Lenso sangat identik dengan kaum muda-mudi
selain juga dikenal sebagai tari rakyat Maluku. Tari Lenso merupakan tari untuk
mencari jodoh karena menjadi media bagi muda mudi Maluku untuk mencari pasangan
hidup. Oleh sebab itu, Tari Lenso dipentaskan di keramaian seperti acara
penikahan, panen cengkeh, tahun baru, atau acara lain dimana biasanya banyak
muda mudi yang masih lajang berkumpul. Tarian ini juga sering dipentaskan untuk
menyambut tamu kehormatan.
Menurut kabar tari lenso digemari oleh Bung Karno. Dahulu
beliau sering menari tari lenso bersama-sama muda-mudi Maluku dan sering
meminta tarian ini dipentaskan ketika menyambut tamu negara. Bahkan sang
presiden sering mengajak tamunya untuk menari bersama-sama sebagai tanda suka
cita dan penghormatan tentunya.
Tari Lenso berasal dari kata lenso yang berarti saputangan,
sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan saputangan sebagai media utama
dalam tarian. Istilah lenso hanya terdapat di daerah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah dan beberapa daerah di kawasan
Indonesia Timur.
b. Kostum
Kostum yang dikenakan dalam tarian
ini sangat beragam baik model dan warnanya. Umumnya mengenakan rok panjang
lebar di bagian bawahnya dan atasan tangan panjang nampak seperti kebaya. Para
penari nampak manis menggenakan kostum tarian ini belum lagi tatanan rambut
yang disanggul dan disisipi bunga mawar berwarna putih dan merah menjadikan para
penarinya begitu anggun.
c.
Musik Pengiring :
1. Tambur
Minahasa
2. Suling
3. Musik Kolintang
4. Tetengkoren
5. Momongan
2. Suling
3. Musik Kolintang
4. Tetengkoren
5. Momongan
d. Gerakan tari
Gerakan Tari
Lenso tidak terlalu rumit bahkan terlihat sederhana namun keserhanaan itulah
yang menjadikan tarian ini istimewa karena mudah ditarikan oleh siapa saja.
Musik pengiringnya antara lain tambur minahasa, suling, kolintang (alat musik
yang terbuat dari barisan gong kecil yang bersuara tong (nada rendah), ting
(nada tinggi) dan tang (nada biasa), tetengkoren, dan momongan. Nada dalam
musik pengiring ini ritmenya naik dan turun memberikan harmonisasi antara gerak
dan musik.
Berbeda
dengan tari maengket yang juga merupakan tari pergaulan dari Minahasa, Tari
Lenso hanya ditarikan kaum wanita saja dan tidak berpasang-pasangan. Para
penari membawa saputangan di kedua tanganya. Sapu tangan yang digunakan tidak
dibatasi satu warna saja, namun warna yang sering dipakai adalah warna putih
dan merah. Penggunaan kedua warna ini mungkin melambangkan cinta dan kasih
sayang.
Ketika para
penari mulai menari dan menggerakkan sapu tangan menggikuti garakan tangan dan
gerak badan dalam posisi berdiri melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang
dan posisi sedikit bertelut sambil menggerakkan badan dan tangan ke kiri dan
kanan secara bergantian. Kemudian, satu persatu pemuda yang menunggu akan
bergantian naik ke atas panggung dan ikut menari bersama para penari begitu
seterusnya. Ketika salah satu penari memberikan sapu tangan kepada salah satu
pemuda maka menandakan cinta pria itu diterima dan sebaliknya jika salah
seorang dari penari tidak memberikan sapu tangan kepada salah satu pemuda berarti
cintanya ditolak. Pementasan tarian ini sangat menarik dimana para muda mudi
dapat mencari jodoh atau mengungkapkan isi hati mereka dengan nyanyian dan
tarian.
Keindahan
tarian ini sudah tersohor sampai ke luar negeri. Pada 2012 lalu, beberapa
muda-mudi Indonesia menampilkan tarian dalam acara Stage MDF di Tokyo Jepang.
Jika Anda berkunjung ke Maluku maka tidak sulit untuk menikmati tarian ini
karena hampir di setiap sanggar tari di Maluku mementaskan memiliki tarian ini.
Apabila Anda sedang beruntung menemukan pesta pernikahan maka tentunya dapat
menyaksikan tarian ini. Saat ini hampir di setiap sekolah dan sanggar tari
menjadikan tari lenso karena menjadi salah satu pilihan tarian yang diajarkan.
Hal ini sangat penting mengingat seni tari rakyat di Indonesia sudah mulai
ditinggalkan oleh muda-mudi yang lebih tertarik dengan tari modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar