Rabu, 30 Oktober 2013

Like We Used To [Cerbung Part 3]

'Tunggu, Ken! Hari ini ada latihan seni budaya! Jangan pulang dulu.' ku kejar Ken yang sedang mencoba untuk kabur dari latihan seni budaya yang rutin kami lakukan hampir setiap hari.
'Tapi aku lagi males, Nad....' keluh Ken.
'Udah, have fun aja lah!' Aku mencoba membujuk Ken.
'Lagian aku kan nanti yang main keyboard dan untuk latihan rutin ini tidak ada keyboard, jadi lebih baik aku pulang saja.' Ken berusaha kabur lagi.
'Ngacil deh kamu, Ken!' Kutarik tas Ken dan menyeretnya ke dalam kelas.

Aku dan kelompokku sedang berdiskusi tentang lagu bebas yang akan kami nyanyikan nanti. A Thousand Years benar-benar lagu yang susah untuk dinyanyikan.

'Kita ganti Butiran Debu aja deh, gimana?' Usul Rue.

Kami mengiyakan.

Aku yang belum terlalu hafal lagu Butiran Debu merasa terintimidasi dengan teman-temanku yang sudah mengetahui liriknya di luar kepala.

Aku pindah dari posisi awalku dan beranjak menuju koridor kelas untuk menghafalkan lirik Butiran Debu. Aku juga sebenarnya mempunyai tujuan lain; aku hanya ingin memastikan apakah Si Jago Gitar sudah pulang atau belum.

Ku lihat ke arah kiri. Kelasnya berada di sebelah kiri kelasku. Kelas kami hanya dipisahkan oleh tangga. Ku lihat lagi lebih perlahan dan...

'Sedang mencari Si Jago Gitar, ya? Dia sudah pulang.' Tiba-tiba Ken ada di sebelahku.
'E... eh... kamu Ken. Sejak kapan kamu di sini? Kenapa kamu tidak bergabung dengan Fathan dan yang lainnya?' Aku berusaha mengalihkan pembicaraan.
'Ngeles aja bisanya. Haha. Si Jago Gitar sudah pulang. Percuma kalau kamu masih mencarinya.' Kata Ken.
'Ih apaan sih. Udah udah kamu lebih baik pergi aja deh. Shoo shooo!' Usirku.
'Beneran ya? Aku pergi? Pulang ya? Ayo sihhhh, nanti malam ada pertandingan MU dan aku mau tidur siang agar aku dapat menontonnya. Ya, ya? Please....' ronta Ken.

Ya, aku tau, Ken adalah penggemar salah satu klub bola yang besar itu dan akan sangat menyedihkan apabila Ia melewatkan satu saja pertandingannya.

'Eeem.... yaudah, tapi kamu harus minta izin dulu ke teman-teman ya lain.' Akhirnya hatiku luluh juha.
'Yeeee, thanks, Nad.' Kulihat kegembiraan terlukis di wajahnua.
'Iyeeee.' Balasku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar